Bab 2. GENETIKA MENDEL (NUR ILMIYATI)
PENDAHULUAN
Gregor Johann Mendel abad ke-19. Percobaan persilangan pada kacang ercis (Pisum sativum)→prinsip-prinsip pewarisan sifat. Groger Mendel telah berspekulasi tentang adanya suatu bahan yang terkait dengan suatu sifat atau karakter di dalam tubuh suatu individu yang dapat diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Wilhelm Johannsen lalu menyingkatnya sebagai gen dua puluh tahun kemudian.
Pada 1910, Thomas Hunt Morgan menunjukkan bahwa gen terletak di kromosom
Alasan Mendel menggunakan kacang kapri: Pasangan sifat beda menjolok; Autogami sifat yang Konstan ; Mudah melakukan penyerbukan silang; Waktu yang diperlukan singkat ; Keturunannya banyak
Mendel menyilangkan tanaman kacang ercis yang tinggi dengan yang kerdil. Keturunannya memperlihat-kan nisbah(perbandingan) tanaman tinggi terhadap tanaman kerdil sebesar 3:1
Dan dari serangkaian percobaannya tentang pewarisan sifat tersebut Mendel kemudian dinobatkan sebagai Bapak Genetika
• TERMINOLOGI
P→Parental
F → Filial,c/ F1 : keturunan pertama, F2 : keturunan kedua
Alel → bentuk alternatif suatu gen yang terdapat pada lokus (tempat) tertentu.
Gen dominan → gen yang menutupi ekspresi alelnya, ditulis dgn simbul huruf kapital
Gen resesif → gen yang ekspresinya ditutupi oleh ekspresi alelnya,diberi simbul huruf kecil.
Homozigot → individu membawa pasangan alel sama (DD/dd)
Heterozigot → individu membawa pasangan alel berbeda (Dd)
Fenotip →sifat individu yangdapat diindra (G+E)
Genotip →susunan genetik yang mendasari pemunculan suatu sifat.
Hibrid →hasil perkawinan antara 2individu yang mempunyai sifat beda.
• HUKUM SEGREGASI
(HUKUM MENDEL I)
(HUKUM MENDEL I)
☼Pada waktu berlangsung pembentukan gamet, tiap pasang gen akan disegregasi ke dalam masing-masing gamet yang terbentuk.
Salah satu contoh persilangan Mendel, antara kacang kapri biji bulat dengan biji keriput, sampai generasi kedua ternyata menghasilkan perbandingan = bulat : keriput = 3 : 1
• Modifikasi Nisbah Mendel
J Modifikasi nisbah 3 : 1
Semi dominansi → terjadi apabila suatu gen dominan tidak menutupi pengaruh alel resesifnya dengan sempurna, sehingga pada individu heterozigot akan muncul sifat antara (intermedier).
ex” : Pewarisan warna bunga pada Bunga Pukul Empat
(Mirabilis jalapa)
P : ♀ MM x mm ♂
Merah Putih
Gamet M m
ê
F1 : Mm (Merah muda)
Menyerbuk sendiri (Mm x Mm)
ê
F2 : dengan nisbah: fenotipe merah : merah muda : putih = 1 : 2 : 1
• Perkawinan Resiprok:
Merupakan perkawinan kebalikan dari perkawinan yang semula dilakukan.
P : ♀ DD (Tinggi)x ♂ dd (Kerdil) Resiproknya: P : ♀ dd (Kerdil) x ♂ DD (Tinggi)
Gamet D d Gamet d D
ê ê
F1 : Dd (Tinggi) F1 : Dd (Tinggi)
ê ê
F2 : 3 tinggi : 1 kerdil F2 : 3 tinggi : 1 kerdil
• Backcross (Perkawinan Balik): perkawinan individu F1 dengan salah satu induknya.
C/ pd Marmut, B :u/gen hitam + b: u/gen putih
C/ pd Marmut, B :u/gen hitam + b: u/gen putih
P : ♀ BB x ♂ bb
Hitam Putih
Gamet B b
ê
F1 : Bb (Hitam)
Backcross : ♀ BB x ♂ Bb
Hitam Hitam
Gamet B B dan b
ê
F 2 | B |
B | BB (Hitam) |
b | Bb (Hitam) |
Hasilnya 100 % hitam
• Testcross (Uji silang): perkawinan individu F1 dengan individu yang homozigot resesif
Pada c/ ini menghasilkan 50% Marmut hitam dan 50% Marmut putih
Pada c/ ini menghasilkan 50% Marmut hitam dan 50% Marmut putih
P : ♀ BB x ♂ bb
Hitam Putih
Gamet B b
ê
F1 : Bb (Hitam)
Testcross : ♀ Bb x ♂ bb
Hitam Putih
Gamet B dan b b
ê
F2 | B | b |
b | Bb (Hitam) | bb (Putih) |
Dari testcross monohibrid menghasilkan keturunan dengan perbandingan = 1 : 1
Testcross juga backcross, tetapi backcross belum tentu testcross.
LETALITET
• Peristiwa matinya individu, biasanya pada saat embryo, karena adanya gen letal/gen kematian dalam keadaan homozigotik.
• Gen letal dominan : Ayam creeper, Tikus kuning, Huntington’s chorea, Brakhidaktili.
• Gen letal resesif: Ichtyosis congenita (bayi lahir dengan kulit tebal dan banyak luka terutama di tempat-tempat lekukan).
Gen Letal Dominan
→ Gen yang dapat mengakibatkan kematian pada individu homozigot (embrio).
ex” : peristiwa letal dominan antara lain dapat dilihat pada ayam redep (creeper).
Ayam creeper dengan genotif Cc dengan genotif Cc memiliki kaki pendek, karena menderita penyakit keturunan yang disebut Achondroplasia, ayam yang bergenotif CC tidak pernah dikenal (karena mati pada saat embryo)
Apabila sesama ayam Creeper (Cc) dikawinkan, maka
♀ Cc x ♂ Cc
ê
CC Cc Cc cc
Letal Creeper Normal
(2 : 1)
• Gen Letal Resesif
Ex” : Ichthyosis congenita
Merupakan suatu penyakit keturunan yang disebabkan oleh gen resesif i, yang menyebabkan kulit kering dan bertanduk , dan pada lipatan-lipatan tubuhnya mengeluarkan darah, biasanya meninggal dalam kandungan.
Jika sepasang suami istri yang normal carrier menikah, kemungkinan anaknya sbb:
♀ Ii x ♂ Ii
ê
II Ii Ii ii
Normal NC Ichthyosis congenita (Letal)
75 % keturunannya hidup, 25 % letal
CODOMINAN
• Kadang sepasang alel dalam keadaan heterozigot tidak menghasilkan sifat intermediet, tetapi membentuk sifat baru, alel demikian disebut Alel Codominan.
Contoh pada sapi Shorthorn dikenal 3 warna, yaitu merah, coklat dan putih:
• Sapi merah mempunyai genotip CRCR
• Sapi coklat mempunyai genotip CRCW
• Sapi putih mempunyai genotip CWCW
Warna coklat bukan warna intermediet antara merah dan putih
• Perkawinan2 sapi coklat akan menghasilkan keturunan yg memperlihatkan perbandingan fenotip 1 merah : 2 coklat : 1 putih.
P ♀ CRCW X ♂ CRCW
sapi coklat sapi coklat
Gamet: CR , CW CR , CW
F1 CRCR = sapi merah CRCW = sapi coklat
CRCW = sapi coklat CWCW = sapi putih
Jika sapi jantan merah kawin dengan sapi betina coklat, dihasilkan sapi F1 dengan perbandingan fenotip 1 merah : 1 coklat. Bagaimana keturunan F2 apabila sapi-sapi F1 diberi kesempatan kawin secara bebas?
Karena F1 terdiri dari sapi merah dan coklat, maka akan ada 4 macam perkawinan:
- sapi ♂ merah x sapi ♀ merah
- sapi ♂ merah x sapi ♀ coklat
- sapi ♂ coklat x sapi ♀ merah
- sapi ♂ coklat x sapi ♀ coklat
Jika semua kemungkinan itu dijumlah, maka F2nya didapatkan perbandingan keturunan dengan perbandingan fenotip 9/16 merah : 6/16 coklat : 1/16 putih
P ♀ CRCW X ♂ CRCR
sapi coklat sapi merah
Gamet: CR , CW CR
F1 CRCR = sapi merah CRCW = sapi coklat
macam perkawinan | Banyaknya perkawinan | Keturunan F2 | ||
Merah | Coklat | Putih | ||
Merah x Merah Merah x Coklat Coklat x coklat | 1/4 2/4 (1/2) ¼ | 1/4 1/4 1/16 | - 1/4 1/8 | - - 1/16 |
Jumlah | 9/16 | 6/16 | 1/16 |
• PEMBUATAN DIAGRAM SILSILAH
Jika seorang gadis Dm menikah dengan pemuda yang normal, anak keturunannya kemudian menikah dengan pemuda yang normal carier. Diagramnya:
P : ♀ dd x ♂ DD
diabetes normal
ê
F1 : Dd (Normal carier)
ê
F2 : 1 DD = Normal
2 Dd = Normal carier
1 dd = Diabetes
Dari diagram samping dibuat diagram silsilah :
Bagaimanakah genotif masing-masing individu tsb?
HUKUM PENGELOMPOKAN SECARA BEBAS
(THE LAW OF INDEPENDENT ASSORTMEN OF GENES)
(HUKUM MENDEL II)
(THE LAW OF INDEPENDENT ASSORTMEN OF GENES)
(HUKUM MENDEL II)
Gen-gen sepasang alel memisah secara bebas ketika berlangsungnya pembelahan reduksi, yaitu pada waktu pembentukan gamet-gamet.
J Persilangan Dihibrid
Persilangan yang melibatkan pola pewarisan dua macam sifat beda
C/ Kacang ercis
B: gen untuk biji bulat, alelnya b (kisut)
K: gen untuk biji warna kuning, alelnya k (hijau)
P : ♀ BBKK (Bulat,Kuning) x ♂ bbkk (Kisut,Hijau)
Gamet BK bk
ê
F1 : BbKk (Bulat,Kuning)
Gametnya à BK, Bk, bK dan bk
Menyerbuk sendiri (BbKk x BbKk )
Dari persilangan tersebut diperoleh 16 macam F2:
• 9 B-K- : Bulat, Kuning
• 3 B-kk : Bulat, Hijau
• 3 bbK- : Kisut, Kuning
• 1 bbkk : Kisut, Hijau
Jadi persilangan dihibrid menghasilkan keturunan F2, dengan perbandingan: Bulat, kuning : Bulat,hijau : Kisut,kuning : Kisut, hijau = 9:3:3:1
• TRIHIBRID ... POLIHIBRID
BEBERAPA RUMUS YG DAPAT DITERAPKAN PADA BERBAGAI KEJADIAN
1. Meramal banyaknya macam gamet yang dapat dibentuk hibrid.
Rumus: 2n
Ket: 2 à menunjukkan bahwa pada setiap pasang alel akan terjadi 2 macam gamet
n à jumlah pasangan alel/sifat beda
Contoh:
Monohibrid (Aa) à 2n = 21 = 2 à A; a
Dihibrid (Aa Bb) à 2n = 22 = 4 à AB; Ab; aB dan ab
2. Meramal banyaknya kombinasi dalam F2
Rumus: (2n)2
C/ Perkawinan monohibrid (Aa x Aa), menghasilkan kombinasi F2:
F2 = (2n)2 = (21)2 = 4 à AA, Aa, Aa, aa
3. Meramal banyaknya macam genotif dalam F2
Rumus: 3n
c/ Banyaknya macam genotif F2 pada Perkawinan monohibrid =
3n = 31 = 3 à AA, Aa (2) dan aa
4. Meramal bentuk perbandingan keturunan dari perkawinan/ hibridà dipakai rumus Hukum segitiga pascal
1 1
1 2 1
1 3 3 1 dst...
C/ Perkawinan monohibrid
angka tetap
angka mengikuti Hukum segitiga pascal
Dihibrid = 1 x 32 : 2 x 31 : 1 x 30 = 9 : 3 : 3 : 1
MATEMATIKA DALAM GENETIKA
Dasar-dasar teori kemungkinan:
1. Kemungkinan atas terjadinya sesuatu yang diinginkan ialah = perbandingan antara suatu yang diinginkan itu terhadap keseluruhan.
Rumus : X K (X) = besarnya kemungkinan untuk mendapatkan (X)
K (X) = --------------- ( X + Y )= jumlah keseluruhan
( X + Y )
Contoh soal: Berapakah kemungkinan seorang ibu melahirkan anak laki-laki?
2. Kemungkinan atas terjadinya 2 peristiwa atau lebih, yang masing-masing berdiri sendiri ialah = hasil perkalian dari besarnya kemungkinan untuk peristiwa-peristiwa itu.
Rumus: K (X+Y) = K(X) x K(Y)
Contoh soal: Berapa kemungkinan suatu keluarga memiliki 2 anak pertama laki-laki?
3. Kemungkinan atas terjadinya 2 peristiwa atau lebih, yang saling mempengaruhi ialah = jumlah dari besarnya kemungkinan untuk peristiwa-peristiwa itu.
Rumus: K (X+Y) = K(X) x K(Y)
Contoh soal: Di-tos 2 uang logam bersama-sama, bagaimanakah kemungkinan mendapatkan 2 gambar atau 2 angka?
Penggunaan rumus binomium
Rumus è (a + b)n
Disini a dan b merupakan kejadian terpisah, sedangkan n menyatakan banyaknya percobaan, untuk berbagai nilai menggunakan pedoman Hukum segitiga Pascal
1 1
1 2 1
1 3 3 1 dst...
Contoh Soal :
1. Jika di tos 3 mata uang bersama-sama, berapakah kemungkinan mendapatkan 1gambar, 2 angka?
2. Sebuah keluarga menginginkan memiliki 4 anak, berapa kemungkinan memiliki anak:
a. Semua anak laki-laki
b. 2 laki-laki, 2 perempuan
c. 1 laki-laki, 3 perempuan
d. Anak pertama laki-laki
CHI-SQUARE TEST (Tes χ2)
Seringkalidalam kita mengadakan percobaan perkawinan/persilangan menghasilkan keturunan yang tidak sesuai dengan hukum Mendel. Kejadian tersebut menyebabkan kita ragu-ragu, apakah penyimpangan tsb terjadi karena kebetulan saja atau karena faktor lain?
Maka kita perlu mengadakan evaluasi terhadapbenaratau tidaknya hasil percobaan yang telah kita lakukan dibandingkan dengan keadaan secara teoritis.
Caranya dengan CHI-SQUARE TEST (Tes χ2)
Rumus à d2 (o – e)2
χ2 = ∑ ----- = ∑ --------------
e e
Keterangan:
e = expected = hasil yang diharapkan / diramal
o = observed = hasil yang diperoleh
d = Deviation/ deviasi/penyimpangan = selisih antara hasil yg diperoleh (o) dan yang diharapkan (e)
∑ = sigma = jumlah
Dalam perhitungan harus diperhatikan besarnya derajad kebebasan (degree of freedom) yang nilainya = jumlah kelas fenotip dikurangi dengan satu.
Contoh:
Dalam Dihibrid perbandingannya =9:3:3:1
Maka kelas fenotipnya adl 4,shg dofà4-1=3
Catatan:
Menurut ahli statistik (Yates), khusus untuk 2 kelas fenotif perlu diterapkan KOREKSI YATES pada nilai deviasi , yaitu mengurangi nilai deviasi dengan 0,5
• Setelah diperoleh hasil χ2 kemudian dilihat dalam tabel χ2
Derajat Kebebasan | Kemungkinan | ||||||
0,90 | 0,70 | 0,50 | 0,30 | 0,10 | 0,05 | 0,01 | |
1 | 0,016 | 0,15 | 0,46 | 1,07 | 2,71 | 3,84 | 6,64 |
2 | 0,21 | 0,71 | 1,36 | 2,41 | 4,61 | 5,99 | 9,21 |
3 | 0,58 | 1,42 | 2,37 | 3,67 | 6,25 | 7,82 | 11,35 |
4 | 1,06 | 2,20 | 3,36 | 4,88 | 7,78 | 9,49 | 13,28 |
Contoh soal:
- Tanaman berbatang tinggi (Tt) menyerbuk sendiri menghasilkan 60 biji, kemudian ditanam, hasilnya 40 tanaman batang tinggi dan 20 berbatang kerdil.
Dari hasiltersebut apakah sudah sesuai dengan hukum Mendel?
Jawab: